
Mengenal Sejarah Genteng Beton dan Keunggulannya
Merujuk Cement.org, pada pertengahan abad ke-19 di Bavaria (negara bagian Jerman yang berada disisi tenggara), campuran semen, pasir, dan air pertama kali digunakan untuk membentuk genteng beton. Menariknya, atap ini yang pertama kali dipasang, sampai sekarang masih tetap kokoh hingga kini. Ini menjadi bukti kuat akan keawetannya.
Barulah pada awal 1900-an, pigmen pewarna mulai ditambahkan pada genteng beton di Eropa untuk meniru tampilan tanah liat. Sejak saat itu, produk ini semakin berkembang dan menjadi pilihan populer dalam dunia konstruksi.
Pada awal produksinya, genteng beton dibuat secara manual atau dengan mesin semi-otomatis. Namun, berkat inovasi teknologi, kini proses produksinya telah sepenuhnya otomatis. Hal ini menjadikan genteng beton lebih ekonomis dibandingkan jenis genteng lainnya. Namun, meskipun populer, genteng beton belum tentu menjadi pilihan terbaik untuk semua kondisi rumah. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakannya, penting untuk memahami karakteristik dan kekurangan genteng beton.

Kekurangan Genteng Beton, Apa yang Perlu Anda Ketahui?
1. Harga yang Mahal
Secara keseluruhan struktur bangunan, pemakaian atap mengunakan genteng beton bisa menghabiskan biaya 2-3 kali lipat dibandingkan jenis atap lainnya. Namun, meskipun lebih mahal, investasi ini sebanding dengan daya tahan dan umur panjangnya. Jadi, jika Anda menginginkan atap yang bertahan hingga puluhan tahun, atap ini adalah pilihan yang layak dipertimbangkan.
2. Pemasangan yang Sulit
Berbeda dengan jenis lain nya, pemasangan nya tidak bisa dilakukan sembarangan. Dibutuhkan tenaga profesional dengan pengalaman luas agar pemasangan dilakukan dengan benar. Hal ini mencakup pengukuran yang presisi, penempatan dalam pola tertentu, serta pemeriksaan menyeluruh untuk mencegah kebocoran akibat uap air. Oleh karena itu, sangat tidak disarankan untuk memasangnya sendiri tanpa keahlian yang memadai.
3. Bobot yang Berat
Struktur rumah harus cukup kuat untuk menopang genteng beton, yang bisa mencapai 45 Kg per meter persegi untuk jenis tanah liat dan 60 Kg per meter persegi untuk genteng beton. Sebagai perbandingan, genteng aspal hanya memiliki berat sekitar 15 kg per meter persegi. Jadi sebelum memilih Genteng Beton, konsultasikan dengan teknisi profesional untuk memastikan apakah rumah Anda membutuhkan tambahan tulangan struktural. Jika diperlukan, hal ini tentu akan menambah biaya konstruksi secara signifikan.
4. Rentan Pecah
Meskipun dikenal kuat dan tahan lama, atap ini tetap memiliki kelemahan. Atap ini dapat pecah jika terkena benturan keras, seperti tertimpa cabang pohon atau tekanan berat di atasnya. Biaya perbaikannya pun relatif mahal, sehingga penting untuk mempertimbangkan faktor ini sebelum memilih Atap sebagai solusi atap rumah Anda.
5. Retak Rambut pada Genteng Beton
Retak rambut adalah garis retak tipis yang muncul di permukaan. Meski tampak sepele, retak ini bisa jadi sinyal awal dari kerusakan yang lebih serius. Paparan suhu ekstrem, panas terik matahari, dapat memicu ekspansi material beton, yang seiring waktu strukturnya jadi lemah dan bikin risiko retak yang lebih besar. Lama – lama kondisi ini bisa berdampak pada daya tahan serta ketahanan nya. Oleh karena itu, pahami penyebab dan solusi nya sejak dini, karna sangat penting untuk jaga kualitas dan umur panjang atap rumah Anda.
6. Kemiringan Terbatas
Atap jenis ini hanya cocok dipakai untuk kemiringan yang cukup curam. Idealnya, genteng ini tidak boleh dipakai pada kemiringan kurang dari 25 derajat. Artinya, jika rumah Anda miring atap nya lebih landai, ada baiknya cari alternatif lain yang lebih sesuai. Atap Aspal Bitumen adalah salah satu genteng yang dapat di pasang pada kemiringan landai (landai nya bisa sampai 5 derajat).
Kesimpulan Apakah Atap ini Cocok untuk Anda?
Meski genteng beton tawarkan daya tahan yang baik dan estetika yang menarik, namun harga nya lebih mahal, pasang nya rumit, bobot yang berat, serta mudah pecah. Penting bagi Anda untuk perhatikan faktor – faktor ini sebelum buat keputusan agar lakukan analisa pada seluruh struktur rumah serta sesuaikan dengan anggaran yang ada.
Jika Anda mencari solusi genteng yang tahan lama dan tampil mewah, atap ini jadi pilihan yang tepat. Namun, jika Anda ingin opsi yang lebih ringan dan hemat biaya, atap aspal bitumen yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda.